Dugaan bahwa kategori nomor (5) di alinea berikut #PeringkatIndonesia buruk karena hutangnya banyak perlu dikesampingkan. Dugaan bahwa harapan hidup di Indonesia dengan damai dan sehat hingga tua (2) juga perlu dikesampingkan. Dugaan bahwa polusi karbon (6) di Indonesia masih tertolong hutan tropis dsb, juga sangat perlu dikesampingkan. Inilah tulisan fakta riset World Economic Forum tentang Indonesia. Ingat Indonesia lumayan juara mispersepsi Per definisi pakai bahasa (diupayakan) sederhana, Indeks Pembangunan Inklusif (IBI) bicara apakah kebijakan struktur dan kelembagaan sebuah perekonomian sudah pro pada: (1) Penciptaan lapangan pekerjaan, (2) Harapan hidup sehat, (3) Sedikit orang miskinnya, (4) Merata kemakmurannya, (5) Sedikit proporsi hutang negaranya, dan (6) Polusi karbonnya dari ekonominya minimal. Ini baru sebagian dari sub pilar dan pilar lainnya, untuk teknisnya dapat menjadi bahan diskusi lebih jauh. Memakai kategori peringkat 'Di Kelas' a la aba-amba maka ...
Versi Times Higher Education,
Baiknya melihat dulu definisi dan metodologi mereka.
Peringkat Universitas Times Higher Education nyatakan sebagai satu-satunya tabel kinerja global yang menilai universitas-universitas intensif-penelitian dalam faktor-faktor inti: pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan dan pandangan internasional. Ini boleh disandingkan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat) dengan faktor pengabdian masyarakat yang difokus menjadi dua hal terakhir dalam pemeringkatan mereka dengan indikator terukur.
Indikator-indikator kinerja [bobotnya] dikelompokkan dalam lima area:
Universitas yang tidak mengajar S1 dan yang tidak hasilkan keluaran riset kurang dari 1.000 antara 2012 dan 2016 (dan minimun 150 buah setahun) serta yang 80% atau lebih aktivitasnya hanya eksklusif di satu dari 11 area subyek mereka: DIKECUALIKAN.
Data disediakan oleh institusi, maka ada baiknya 3000-4000 perguruan tinggi di Indonesia yang tidak dikecualikan mencari informasi kepesertaan dalam pemeringkatan yang telah diikuti lebih dari 20.000 responden gabungan ini.
Kecuali untuk Survei Reputasi Akademis (memakai distribusi ekosponensial) mereka memakai distribusi normal, jadi alangkah mundurnya jika penilaian di universitas yang tadinya memakai skoring-Z ini malah menjadi nilai biasa.
Penggunaan warna pada skor berturut-turut adalah hijau tua (>80), hijau (60-<80), coklat (40-<60), orange (20-<40) dan merah (<20).
Universitas teratas di Asia adalah NUS dari Singapura yang juga berada di peringkat 22 dunia dalam daftar ini. Diikuti Tsinghua University (Cina) dan Peking University.
Universitas teratas di Hong Kong adalah University of Hong Kong (#4), di Jepang adalah University of Tokyo (#8), di Korea Selatan adalah Seoul National University (#9),
Di peringkat 23 ada King Abdulaziz University wakil Arab Saudi; #25 Tel Aviv University, Israel; #26 National Taiwan University, Taiwan; #29 Indian Institute of Science, India; #31 Koç Universiti, Turki dan #32 Khalifa University, Uni Emirat Arab
Wakil (w.) Iran ada di #37, University of Malaya w. Malaysia #46, w. Macao #47, w. Qatar #52, w. Jordan #68, w. Lebanon #75, w. Pakistan #79, w. Thailand #97, w. Kuwait #182, w. Oman #200. Selanjutnya...
Bagaimana kabar universitas-universitas di Indonesia?
Berapa yang masuk 350+8 di Asia?
Bagaimana Universitas teratas di Negara yang masuk peringkat?
Peringkat Universitas Times Higher Education nyatakan sebagai satu-satunya tabel kinerja global yang menilai universitas-universitas intensif-penelitian dalam faktor-faktor inti: pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan dan pandangan internasional. Ini boleh disandingkan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat) dengan faktor pengabdian masyarakat yang difokus menjadi dua hal terakhir dalam pemeringkatan mereka dengan indikator terukur.
Indikator-indikator kinerja [bobotnya] dikelompokkan dalam lima area:
- [25%] Pengajaran (lingkungan belajar)
- (10 %) Survei reputasi
- ( 4,5 %) Rasio staf-terhadap-mahasiswa
- ( 2,25%) Rasio gelar doktor-terhadap-gelar sarjana
- ( 6 %) Rasio gelar doktor diberikan-terhadap-staf akademik
- ( 2,25%) Pemasukan institusi (sebagai patokan infrastuktur dan fasilitas)
- [30%] Penelitian (volume, masukan dan reputasi)
- (15 %) Survei reputasi
- ( 7,5 %) Pemasukan penelitian
- ( 7,5 %) Produktivitas penelitian (pengindeksan oleh Scopus dari Elsevie
- [30%] Kutipan/sitasi (pengaruh penelitian)
- [7,5%] Pandangan internasional (staf, mahasiswa dan penelitian). Layak dicatat Universitas Indonesia kuat dalam pemeringkatan versi lain (QS Top Universities) dalam kategori ini)
- ( 2,5 %) Rasio mahasiswa internasional-terhadap-dalam negeri
- ( 2,5 %) Rasio staf internasional-terhadap-dalam negeri
- ( 2,5 %) Kolaborasi internasional
- [7,5%] Masukan Industri (transfer pengetahuan)
Universitas yang tidak mengajar S1 dan yang tidak hasilkan keluaran riset kurang dari 1.000 antara 2012 dan 2016 (dan minimun 150 buah setahun) serta yang 80% atau lebih aktivitasnya hanya eksklusif di satu dari 11 area subyek mereka: DIKECUALIKAN.
Data disediakan oleh institusi, maka ada baiknya 3000-4000 perguruan tinggi di Indonesia yang tidak dikecualikan mencari informasi kepesertaan dalam pemeringkatan yang telah diikuti lebih dari 20.000 responden gabungan ini.
Kecuali untuk Survei Reputasi Akademis (memakai distribusi ekosponensial) mereka memakai distribusi normal, jadi alangkah mundurnya jika penilaian di universitas yang tadinya memakai skoring-Z ini malah menjadi nilai biasa.
Peringkat 10 besar dan universitas teratas di negara-negara Asia.
![]() |
Sumber: Times Higher Education, diolah aba-amba.blogspot.co.id |
Universitas teratas di Asia adalah NUS dari Singapura yang juga berada di peringkat 22 dunia dalam daftar ini. Diikuti Tsinghua University (Cina) dan Peking University.
Universitas teratas di Hong Kong adalah University of Hong Kong (#4), di Jepang adalah University of Tokyo (#8), di Korea Selatan adalah Seoul National University (#9),
Di peringkat 23 ada King Abdulaziz University wakil Arab Saudi; #25 Tel Aviv University, Israel; #26 National Taiwan University, Taiwan; #29 Indian Institute of Science, India; #31 Koç Universiti, Turki dan #32 Khalifa University, Uni Emirat Arab
![]() |
Sumber: Times Higher Education, diolah aba-amba.blogspot.co.id |
Wakil (w.) Iran ada di #37, University of Malaya w. Malaysia #46, w. Macao #47, w. Qatar #52, w. Jordan #68, w. Lebanon #75, w. Pakistan #79, w. Thailand #97, w. Kuwait #182, w. Oman #200. Selanjutnya...
Seluruh universitas di Indonesia yang masuk peringkat 350+8
Sumber: Times Higher Education, diolah aba-amba.blogspot.co.id. Kolom terakhir adalah hasil perhitungan |
Ada empat universitas di Indonesia yang masuk ke dalam daftar! Karena tiga perguruan tinggi berada dalam rentang yang sama yaitu 201 s.d 250 sedangkan THE mengurutkannya berdasarkan abjad (Bandung Institute of Technology. Universitas Gadjah Mada lalu Universitas Indonesia. Namun untuk lebih presisi dapat dihitung urutannya dengan mengalikan nilai setiap faktor dengan bobotnya masing, totalnya menghasilkan kolom tambahan.
Selamat untuk wakil Indonesia!
201-250 Universitas Indonesia. Skor hasil perhitungan: 23,08.
- Di pemeringkatan tahun lalu ada di #251+ (NAIK) dan di dunia ada di rentang 801 s.d. 1.000
201-250 Universitas Gadjah Mada. Skor hasil perhitungan: 22,11
- Di pemeringkatan tahun lalu belum masuk (MASUK) dan di dunia ada di rentang 801 s.d. 1.000
201-250 Institut Teknologi Bandung. Skor hasil perhitungan: 21,35
- Di pemeringkatan tahun lalu ada di 201 s.d. 250 (TETAP). Dan di dunia ada di rentang 801 s.d. 1.000
251-300 Institut Pertanian Bogor. Skor hasil perhitungan: 19,16
- Di pemeringkatan tahun lalu belum masuk (MASUK). Dan di dunia ada di rentang 1.001+
Negara ke-23 dan ke-24 yang memiliki wakil dalam daftar Asia ini adalah w. Sri Lanka dan Bangladesh. Keseluruhan ada 48 negara di seluruh Asia.
Untuk masukan tanpa maksud mengajari
Melihat pembobotan dari pemeringkatan internasional ini dapat dilihat pentingnya penelitian dan kutipan dari penelitian tersebut, masing-masing mendapat bobot 30%. Ditambah pengajaran yang 25%. Ketiga faktor ini berjumlah 85%. Bagaimana perguruan tinggi di Indonesia? Memakai pewarnaan di atas terlihat bahwa hanya faktor pengajaran yang memperoleh warna orange (20-<40) untuk keempat institusi, faktor penelitian dan kutipan semuanya berwarna merah (<20). Belajar dari #79 Quaid-i-azam University, Pakistan dan #=68 Jordan University of Science and Technology, Jordan terlihat bahwa pengajaran yang kurang serta penelitian yang buruk dapat dibarengi dengan kutipan penelitian yang baik.
Juga menarik melihat faktor pendapatan (penelitian) dari industri, ITB sangat baik 'menjual' hasil penelitiannya kepada industri; UGM dan IPB baik; serta UI cukup baik. Skor di faktor ini malah melejit untuk pengajarandibanding tujuan utama keberadaan universitas untuk mengajar dan meneliti. Rata-rata 63 dalam income dari industri vs. rata-rata 24 dalam pengajaran, rata-rata 12 dalam penelitian, rata-rata 13 dalam kutipan. Sungguh malang jika penelitian yang minim ini lalu berhasil di'pasar'kan dengan baik. Akan jauh lebih baik penelitian dan kutipan bagus yang ditransfer pengetahuannya kepada industri. Ini akan memajukan negara!
Sempat penulis singgung kedigjayaan UI di pemeringkatan lain yang dikontribusi oleh internasionalisasi. Terlihat konsisten UI memimpin dengan skor cukup (49,6) dibanding kurang (31-39) dari ketiga rekannya. Namun apalah arti banyaknya siswa atau dosen tamu dari luar negeri (yang seringkali hanya dosen terbang kebut atau satu sesi), THE menyadari ini dengan hanya beri bobot 7,5%. #23 King Abdulaziz University, Arab Saudi dan #32 Khalifa University, UEA jago di faktor internasional ini tapi dibarengi lagi-lagi dengan sitasi penelitian yang bagus juga.
Masih banyak pekerjaan rumah pendidikan Indonesia.
Comments
Post a Comment