Dugaan bahwa kategori nomor (5) di alinea berikut #PeringkatIndonesia buruk karena hutangnya banyak perlu dikesampingkan. Dugaan bahwa harapan hidup di Indonesia dengan damai dan sehat hingga tua (2) juga perlu dikesampingkan. Dugaan bahwa polusi karbon (6) di Indonesia masih tertolong hutan tropis dsb, juga sangat perlu dikesampingkan. Inilah tulisan fakta riset World Economic Forum tentang Indonesia. Ingat Indonesia lumayan juara mispersepsi Per definisi pakai bahasa (diupayakan) sederhana, Indeks Pembangunan Inklusif (IBI) bicara apakah kebijakan struktur dan kelembagaan sebuah perekonomian sudah pro pada: (1) Penciptaan lapangan pekerjaan, (2) Harapan hidup sehat, (3) Sedikit orang miskinnya, (4) Merata kemakmurannya, (5) Sedikit proporsi hutang negaranya, dan (6) Polusi karbonnya dari ekonominya minimal. Ini baru sebagian dari sub pilar dan pilar lainnya, untuk teknisnya dapat menjadi bahan diskusi lebih jauh. Memakai kategori peringkat 'Di Kelas' a la aba-amba maka ...
![]() |
Sumber: Times Higher Education, diolah aba-amba.blogspot.co.id. |
Menyambung pos berjudul 'TERBARU! Peringkat Universitas di Indonesia di Asia' jadi terbayang hayalan kalau seandainya para universitas (yang juga meriset) yang terbaik di Indonesia juga yang terbaik di setiap negara Asia ini adalah mahasiswa yang harus melampaui nilai tertentu untuk dapat nilai A, A-, B+, B, B-, C+, C, D, E dan lulus jika di atas huruf tertentu (biasanya C setau saya). Tentu ini tidak bermaksud menilai keberhasilan pengelolaan atau hasil institusi perguruan tinggi, tapi mungkin menarik untuk mengisi waktu tentang kenangan masa-masa kuliah.
Nama mata kuliah dan komponen nilainya kira-kira (sebagain besar dikutip dari blog terdahulu tersebut):
"Analisis Universitas Terbaik di Asia"
Mata kuliah ini bertujuan melihat perbandingan peringkat universitas dari data Times Higher Education yang menilai universitas-universitas intensif-penelitian dalam faktor-faktor inti: pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan dan pandangan internasional.
Komponen penilaian
- [25%] Pengajaran (lingkungan belajar)
- (10 %) Survei reputasi
- ( 4,5 %) Rasio staf-terhadap-mahasiswa
- ( 2,25%) Rasio gelar doktor-terhadap-gelar sarjana
- ( 6 %) Rasio gelar doktor yang diberikan-terhadap-staf akademik
- ( 2,25%) Pemasukan institusi (sebagai patokan infrastuktur dan fasilitas)
- [30%] Penelitian (volume, masukan dan reputasi)
- (15 %) Survei reputasi
- ( 7,5 %) Pemasukan penelitian
- ( 7,5 %) Produktivitas penelitian (pengindeksan oleh Scopus dari Elsevie
- [30%] Kutipan/sitasi (pengaruh penelitian)
- [7,5%] Pandangan internasional (staf, mahasiswa dan penelitian). Layak dicatat Universitas Indonesia kuat dalam pemeringkatan versi lain (QS Top Universities) dalam kategori ini)
- ( 2,5 %) Rasio mahasiswa internasional-terhadap-dalam negeri
- ( 2,5 %) Rasio staf internasional-terhadap-dalam negeri
- ( 2,5 %) Kolaborasi internasional
- [7,5%] Masukan Industri (transfer pengetahuan)
Data disediakan oleh institusi, maka ada baiknya 3000-4000 perguruan tinggi di Indonesia yang tidak dikecualikan mencari informasi kepesertaan dalam pemeringkatan ini.
Kecuali untuk Survei Reputasi Akademis (memakai distribusi ekosponensial) mereka memakai distribusi normal, jadi alangkah mundurnya jika penilaian di universitas yang tadinya memakai skoring-Z ini malah menjadi nilai biasa.
Mirip kan dengan komponen nilai mata-kuliah yang lazim misalnya contoh dari :
ASTR103 – Descriptive Astronomy
Class Syllabus
Class Syllabus
INTRODUCTION
This is a descriptive course about astronomy. Topics include a brief history of astronomy, astronomical coordinates and conventions, stars and stellar evolution, galaxies, dst
This is a descriptive course about astronomy. Topics include a brief history of astronomy, astronomical coordinates and conventions, stars and stellar evolution, galaxies, dst
ASSESSMENT (GRADES)
Di mata kuliah 'Analisis Universitas Terbaik di Asia' dapat dibayangkan bahwa Pengajaran (bobot 25%) dan Penelitian (bobot 30%) adalah ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) dan Sitasi (dikutip scholar lain) (bobot 30%) adalah sekian jumlah kuis kelas. Total 85% ini kurang lebih setara dengan 80% dari 6 ujian, 38 kuis, dan 6 lab di mata kuliah 'Descriptive Astronomy' pada tabel. Sisa 15% pada 'Analisis...' kira-kira dapat dibayangkan adalah 20% pada 'Descriptive...' yang adalah komponen partisipasi dan proyek yang dipresentasikan.
Untuk konversi jadi nilai huruf misalkan memakai contoh ini
Sistem nilai di kampus
![]() | |
|
Untuk konversi jadi nilai huruf misalkan memakai contoh ini
Sistem nilai di kampus
* Umumnya, nilai huruf dan angka yang yang berlaku di kampus:
- A = 4.00 (poin 85 ke atas)
- A- = 3.70 (poin 80-84)
- B+ = 3.30 (poin 75-79)
- B = 3.00 (poin 70-74)
- B- = 2.70 (poin 65-69)
- C+ = 2.30 (poin 60-64)
- C = 2.00 (55-59)
- Nilai C - = 1.70 (poin 50-54)
- Nilai D = 1.00 (poin 40-50)
- Nilai E = 0 = jelek (poin di bawah 40)
- Nilai tertera I
Nah, mari melihat hasil akhir upaya mahasiswa bernama UI, UGM, ITB dan IPB dan universitas terbaik dari setiap negara Asia pada mata kuliah hipotetikal 'Analisis Universitas Terbaik di Asia', Mahasiswa bernomor induk mahasiswa Universitas/Institut/Akademi 5 s.d. sekitar 4.000 dari Indonesia ternyata tidak mencapai atau mengikuti semua komponen penilaian.
Berikut Daftar Nilai Kelasnya (diurut terendah ke tertinggi)
![]() | |
|
Tertinggi terendah setiap komponen
Secara keseluruhan UTS tahun ini relatif sulit sehingga skor tertinggi hanya 77,5 (dari Cina), namun nilai terendah hanya 17,5 dari Jordan.
Berbeda dengan UAS yang memiliki mahasiswa dengan nilai tertinggi 93,1 dari Cina namun juga lebar rentannya dengan nilai terendah 1,3 dari Pakistan.
Kuis yang bobotnya juga besar dijuarai mahasiswa dari Iran dengan nilai 99,1 dan dibunciti oleh ITB dari Indonesia denga nilai 8,1.
Presentasi terbaik dilakukan oleh mahasiswa dari Cina dengan nilai hampir sempurnya 99,8 dan di posisi terendah ada mahasiswa dari Sri Lanka dengan nilai hampir 0 yaitu 0,6 (mungkin file powerpoint-nya tidak terbuka dan presenter kehilangan panggung)
Partisipasi hampir sempurna dari Qatar (99,8) namun rekannya Iran mungkin malas sehingga hanya memperoleh nilai 15,5.
Nilai huruf akhir
Mahasiswa bernama National University of Singapore si juara kelas hanya memperoleh nilai huruf A- ini karena nilai Presentasinya yang kurang baik dan ia tak pernah benar-benar tertinggi untuk setiap komponen kecuali partisipasi yang ada di atas 95.
Mahasiswa bernama Tsinghua bersama mahasiswa bernama University of Hong Kong adalah 2 mahasiswa yang memperoleh nilai B+. Untuk Tsinghua skor sangat tinggi di UAS dan Presentasi terbanting oleh skor partisipasinya yang di bawah 50.
Tidak ada mahasiswa memperoleh B.
Sementara untuk B- ada dua mahasiswa bernama University of Tokyo dan Seoul National University. B- yang berskor konversi IP 2,7 bila rentang nilai 65,0 s.d 69,9. Tokyo hanya 0,9 yang sulit untuk mendapat B, mungkin jika partisipasi kelasnya jauh lebih baik dan presentasinya lebih serius bisa. Seoul juga terbanting oleh partisipasi ini. Entah mengapa mahasiswa dari Asia Timur lemah di sini.
Tidak ada mahasiswa memperoleh nilai huruf C+
Mahasiswa King Abdulaziz satu-satunya yang mendapat C. Ia buruk di UTS dan UAS hanya 30 dan <20. Tapi Kuis dan Partisipasinya di atas 92 dan Presentasi >75.
C- ada dua mahasiswa, bernama National Taiwan University dan Tel Aviv University. Si Israel ini sayang kurang 0,1 poin untuk bisa lulus, sayang sekali. Dan memang nilainya untuk setiap komponen merata di rentang 42 hingga 59.
Ada 7 mahasiswa tak lulus lainnya dengan nilai D.
- Catatan khusus mungkin untuk si juara Kuis, Iran, yang sayangnya untuk komponen lainnya hanya berkisar 15 s.d. 56. Mahasiswa dengan panggilan Macao pun hanya jawara di satu hal Partisipasi (>90), komponen lain 25 s.d 56. Pun mahasiswa berjulukan Qatar yang jagoan Partisipasi, ia agak lumayan di Kuis.
- Mahasiswa bernama Malaya lumayan baik di satu komponen, Partisipasi. Artinya setengah dari mahasiswa bernilai D baik dalam Partisipasi.
- Atas nama Khalifa University yang baik hingga baik sekali di Kuis, Presentasi dan Partisipasi sayangnya perlu juga ingat bahwa 55% nilai disumbang oleh 2 ujian. Ia hanya berskor 20-an untk keduanya. Mahasiswa Koc baik di Presentasi dengan nilai 84 tapi UTS-nya rendah.
12 mahasiswa lainnya mendapat nilai tidak lulus, E.
Mahasiswa Bernama Indonesia UI, UGM, ITB dan IPB semuanya E
Dari ke 12 mahasiswa bernilai E yang 4 diantaranya berasal dari Indonesia penilaian setiap komponennya sebagai berikut:
- UTS (analogi dari Pengajaran) mereka jeblok hanya antara 17 hingga 31. Si empat mahasiswa bernama UI, UGM, ITB dan IPB nilai UTS-nya ada di 21 hingga 28.
- UAS (analogi dari Penelitian) mereka lebih jeblok lagi, padahal nilai di atas 80 di capai oleh 4 mahasiswa bernilai akhir di atas B-. Mahasiswa berjulukan UI, UGM, ITB dan IPB semuanya ada rentang 10 hingga 12. Mahasiswa dengan nilai E ada di rentang 1 hingga 18. Sulit bagi mereka UAS ini.
- Kuis (analogi dari sitasi oleh akademisi lain) juga adalah hal yang sangat sulit bagi 4 mahasiswa asal Indonesia ini, hanya 8 hingga <19. Pakistan dan Jordan yang juga bernilai akhir E peroleh skor +-80 dalam kuis. Mahasiswa ber-nick IPB dan ITB adalah 2 terendah dari seluruh kelas. Mungkin mereka perlu lebih serius dalam persiapan Kuis.
- Presentasi (analogi dari Pendapatan dari Industri). Si 4 dari Indonesia ada di rentang 40 hingga 83. Si ITB yang 83 ini nomor 4 di kelas yang berisi 27 mahasiswa! Si IPB dan UGM berskor 60-an ini juga 10 besar kelas di komponen ini.
- Untuk komponen terakhir Partisipasi (analogi dari Pandangan Internasional) si 4 dari Indonesia ada di rentang 31 hingg 49. 31 milik ITB ini terendah bagi mereka yang bernilai akhir E tertingginya 87 oleh si Lebanon. si ITB di komponen ini juga terendah ketiga.
![]() |
Sumber: Times Higher Education, diolah aba-amba.blogspot.co.id. Kolom terakhir adalah hasil perhitungan |
Catatan untuk masing-masing si 4 dari Indonesia
Mahasiswa bernama UI meski memimpin si empat tapi sangat tipis. Juga perlu diperhatikan si UGM yang tahun lalu di mata kuliah yang sama naik dari NR (no ranking) ke rentang peringkat yang sama yaitu 201-250. Si UI yang sepertinya berfokus bukan di ujian dan kuis tapi lebih bersemangat dalam Presentasi dan Partisipasi perlu lihat kenyataan bahwa keberadaannya terutama akan terlihat jika serius dalam 3 komponen yang berbobot 85% ini.
Mahasiswa bernama UGM perlu perhatikan khusus UAS dan Kuisnya, persiapkan lebih baik. Kedua komponen ini berkaitan. Presentasi sudah baik hanya perlu ditingkatkan. Partisipasi dapat dibiarkan apa adanya dulu hingga UTS, UAS dan Kuis dapat porsi perhatian lebih.
Mahasiswa berjulukan ITB yang 4 besar di komponen Presentasi dapat alokasikan sumberdaya dan spiritnya dengan mengadopsi cara kerja dalam Presentasi. Selain itu perlu hasilkan soal latihan Kuis yang akan dicontoh orang lain.
Mahasiswa bernama IPB memang tidak ada di rentang sama dengan 3 lainnya tapi ini karena soal latihan Kuis buatannya juga kurang baik atau kurang ditampilkan dengan baik di kumpulan soal. Kemampuan Presentasi yang baik juga semestinya dibarengi dengan penyampaian dan penulisan yang baik.
Sampai Jumpa di Kelas yang Sama Tahun Depan. Kamu bisa!
nb.
Secara lengkap seperti inilah kekuatan regional 20-an negara Asia yang masuk peringkat. Kotak Indonesia ada di sekitar 15 terbesar; sementara Jepang dan Cina berjumlah terbanyak wakilnya. Dari wakil-wakil setiap negara rata-rata nilai tertinggi ada pada Singapura dan Hong Kong diikuti Israel, Macao, Qatar, Arab Saudi, lalu Korea Selatan.
![]() |
Sumber: Times Higher Education |
Comments
Post a Comment