Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2018

PeringkatIndonesia: Indeks Pembangunan Inklusif #20/42,↘︎8

Dugaan bahwa kategori nomor (5) di alinea berikut #PeringkatIndonesia buruk karena hutangnya banyak perlu dikesampingkan. Dugaan bahwa harapan hidup di Indonesia dengan damai dan sehat hingga tua (2) juga perlu dikesampingkan. Dugaan bahwa polusi karbon (6) di Indonesia masih tertolong hutan tropis dsb, juga sangat perlu dikesampingkan. Inilah tulisan fakta riset World Economic Forum tentang Indonesia. Ingat Indonesia lumayan juara mispersepsi Per definisi pakai bahasa (diupayakan) sederhana, Indeks Pembangunan Inklusif (IBI) bicara apakah kebijakan struktur dan kelembagaan sebuah perekonomian sudah pro pada: (1) Penciptaan lapangan pekerjaan, (2) Harapan hidup sehat, (3) Sedikit orang miskinnya, (4) Merata kemakmurannya, (5) Sedikit proporsi hutang negaranya, dan (6) Polusi karbonnya dari ekonominya minimal. Ini baru sebagian dari sub pilar dan pilar lainnya, untuk teknisnya dapat menjadi bahan diskusi lebih jauh. Memakai kategori peringkat 'Di Kelas' a la aba-amba maka

Ratu/Raja Drama alias Over-acting-ers adalah VEMI -- Vampir Emosional Model Indonesia (1)

Selamat datang di dunia pertunjukan a la vampir Busway itu sudah penuh. Saat di halte berikutnya naiklah seorang wanita paruh baya, Vampir Dinda, langsung meliuk, meluncur ke bagian area campuran (sbg. lawan dari area khusus wanita). Dia bersandar di tiang, sebentar-sebentar melirik ke mas-mas di depannya. Sebelumnya di samping Dwi, mas tsb. yang sepertinya ramah dan baru di Jakarta itu, sudah duduk Vampir Hadi.  Tiba tiba kondektur busway kasih pengumuman, tolong minta kursinya untuk prioritas ada ibu sakit,  Seorang mbak muda yang kebetulan duduk di kursi prioritas langsung berdiri dan beri tempat itu. Si ibu 40-an, tapi gontai dengan topi bucket hadiah dari ulang tahun sebuah bank, selendang lebar yang menutupi bahunya. Dia juga vampir. Vampir Utami namanya yang sudah beri permintaan duduk ke kondektur yang menerjemahkannya jadi 'si ibu sakit' yang butuh tempat duduk. Sukses! Semua kursi prioritas habis.  'Pegel juga nih berdiri', kata Vampir

Jika UI, UGM, ITB dan IPB adalah mahasiswa mata kuliah 'Analisis Universitas Terbaik di Asia'

Sumber: Times Higher Education, diolah aba-amba.blogspot.co.id. Menyambung pos berjudul ' TERBARU! Peringkat Universitas di Indonesia di Asia ' jadi terbayang hayalan kalau seandainya para universitas (yang juga meriset) yang terbaik di Indonesia juga yang terbaik di setiap negara Asia ini adalah mahasiswa yang harus melampaui nilai tertentu untuk dapat nilai A, A-, B+, B, B-, C+, C, D, E dan lulus jika di atas huruf tertentu (biasanya C setau saya). Tentu ini tidak bermaksud menilai keberhasilan pengelolaan atau hasil institusi perguruan tinggi, tapi mungkin menarik untuk mengisi waktu tentang kenangan masa-masa kuliah. Nama mata kuliah dan komponen nilainya kira-kira (sebagain besar dikutip dari blog terdahulu tersebut): "Analisis Universitas Terbaik di Asia" Mata kuliah ini bertujuan melihat perbandingan peringkat universitas  dari data Times Higher Education yang menilai universitas-universitas intensif-penelitian dalam faktor-faktor inti: pengaja

Jakarta Macet, apa tanda Indonesia sudah kebanyakan kendaraan? Tidak.

Mispersepsi bahwa karena Area Metropolitan Jakarta--dan beberapa kota seperti Bandung, Palembang, Surabaya--sudah mulai dijamuri kanopi beton jalan layang artinya Indonesia sudah kebanyakan kendaraan bermotor sepertinya terjadi lagi.  Mungkin dugaannya akan mirip dengan jawaban didapat dari pos berjudul  Indonesia, Perils of Perceptions. Mispersepsi dari Keramaian Memang 'kebanyakan' adalah istilah relatif, jadinya perlu dibandingkan dengan indikator yang serupa dengan obyeknya adalah negara-negara di dunia. Kali ini dipilihkan 10 negara berpenduduk terbanyak dan 10 negara anggota ASEAN. Indikator serupanya adalah untuk setiap 100 warga ada berapa kendaraan bermotor yang ada. Kendaraan bermotor sendiri adalah mobil, bis, truk, kendaraan besar lainnya dan tidak termasuk motor dan kendaraan roda dua lainnya. Bagaimana ramainya jalan raya setiap negara? Iya, data tidak sepenuhnya lengkap dan alat grafiknya punya warna kembar. Salah satu dari orange itu (

TERBARU! Peringkat Universitas di Indonesia di Asia 2018

Versi Times Higher Education ,  Bagaimana kabar universitas-universitas di Indonesia?  Berapa yang masuk 350+8 di Asia? Bagaimana Universitas teratas di Negara yang masuk peringkat? Baiknya melihat dulu definisi dan metodologi mereka. Peringkat Universitas Times Higher Education nyatakan sebagai satu-satunya tabel kinerja global yang menilai universitas-universitas intensif-penelitian dalam faktor-faktor inti: pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan dan pandangan internasional. Ini boleh disandingkan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat) dengan faktor pengabdian masyarakat yang difokus menjadi dua hal terakhir dalam pemeringkatan mereka dengan indikator terukur. Indikator-indikator kinerja [bobotnya] dikelompokkan dalam lima area: [25%] Pengajaran (lingkungan belajar)  (10   %) Survei reputasi ( 4,5 %) Rasio staf-terhadap-mahasiswa ( 2,25%) Rasio gelar doktor-terhadap-gelar sarjana ( 6   %) Rasio gelar dok

PISA, Cinta-Rangga, Dilan-Milea, Duo Posesif

Bukan satu dari tulisan nostalgik, ini berupaya melihat gambaran fiksi (sebagian nyata) dibanding dengan hasil yang dihitung serius. baca juga: Santai Seolah Serius (3S) PISA (program penilaian siswa secara internasional)  dari OECD melakukan survei evaluasi sistem edukasi tiga tahunan dengan subyek setengah juta dari 28 juta murid berusia 15 tahun di 72 negara dan perekonomian. Indonesia di 2015 memiliki 4,53 murid di usia ini. Penilaian dalam lima subyek sains, matemtika (a sengaja dihilangkan), membaca, juga pemecahan masalah kolaboratif dan literasi keuangan. Ini dimulai di 2000 dan terakhir di 2015. Jika memiliki anak sendiri atau kerabat yang berusia 15 tahun, ini contoh soalnya . Sayangnya meski Indonesia satu dari 72 negara yang disurvei tapi contoh yang tersedia dalam 82 bahasa itu justru terpaksa memakai bahasa Malaysia-Malay yang paling mirip bahasa Indonesai. Atau paling-paling memakai tes versi bahasa Inggris. Sejak awal (2000), Indonesia selalu disurvei dan 2015 adala